Unit Pelayanan Jantung Terpadu (PJT)
Klinik Gagal Jantung
PROFIL
Unit Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) yang diresmikan tanggal 17 September 2003 merupakan perintis pelayanan jantung terpadu di rumah sakit umum Indonesia. Keterpaduan ini terlihat pada proses pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan pasien dari neonatus, anak, dewasa sampai usia lanjut di poliklinik, pemberian obat, tindakan kateterisasi, tindakan operasi, perawatan ruangan, perawatan intensif (Cardiac ICU dan Intensive Cardiac Care Unit), hingga kegiatan rehabilitasi jantung yang diselenggarakan secara terpadu di gedung CMU 1 RSCM. Semua komponen mulai dari administrasi, pegawai non medis, dietisien, fisioterapis, radiografer, perawat dan dokter dari berbagai disiplin berkerja dalam satu unit pelayanan, PJT. Pendirian PJT didukung oleh Departemen Ilmu Penyakit Dalam (Divisi Kardiologi), Departemen Ilmu Kesehatan Anak (Divisi Kardiologi Anak), Departemen Bedah (Divisi Toraks Kardiovaskular), Departemen Anestesi (Divisi Anestesi Kardiovaskular), dan Departemen Rehabilitasi Medik. Pelayanan di PJT saat ini tidak terbatas pada pelayanan jantung saja, namun juga mencakup pelayanan penyakit vaskular di sistem organ lain, seperti di otak, hati, dan anggota gerak sehingga dalam pelayanan pasien juga melibatkan partisipasi dari Departemen Bedah Saraf, Divisi Bedah Vaskular, Departemen Bedah dan Departemen Radiologi (Radiologi Intervensi), Departemen Medik Penyakit Syaraf.
Tahun 2019 ini PJT mengusung Program Pelayanan Terpadu Gagal Jantung, yaitu program pelayanan bagi pasien-pasien gagal jantung. Kasus gagal jantung merupakan kasus yang banyak ditemukan sehari-hari mulai dari yang ringan hingga berat dan membutuhkan terapi khusus. Pengelolaan kasus gagal jantung akan berhasil bila dilakukan secara terpadu dalam satu tim. Berangkat dari tujuan menurunkan angka readmisi dan kekambuhan gagal jantung, maka sejak tanggal 17 September 2018, telah dibentuk tim dan pelayanan klinik gagal jantung dari berbagai disiplin ilmu yang berkoordinasi dalam program pelayanan Gagal Jantung. Kegiatan pada program ini selain di kegiatan di poliklinik terpadu adalah diskusi gagal jantung dan ronde tim gagal jantung. Pelayanan terpadu gagal jantung lanjutan mencakup tindakan intervensi elektrofisiologi (ablasi, pacu jantung, ICD, dan CRT), intervensi koroner, operasi jantung, pengelolaan gizi, dan rehabilitasi jantung.
Pelaksanaan program terpadu gagal jantung ini diharapkan dapat mendorong terselenggaranya program transplantasi di RSCM, khususnya transplantasi jantung yang merupakan salah satu pilihan pengobatan pada gagal jantung stadium akhir.